cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
deskripsi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Department of Languages and Literatures, Building R. Soegondo, second Floor, Sosiohumaniora Street No. 1, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Deskripsi Bahasa
ISSN : 26157349     EISSN : 26866110     DOI : https://doi.org/10.22146
Deskripsi Bahasa [DB] merupakan jurnal untuk menyebarluaskan hasil penelitian atau pemikiran bahasa yang diterbitkan sebanyak 2 nomor dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan Oktober oleh Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya UGM bekerja sama dengan Forum Linguistik. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ini difokuskan pada bidang linguistik deskriptif, linguistik sosial, dan penerjemahan. Dosen, mahasiswa, dan peneliti bahasa diharapkan dapat memanfaatkan jurnal ini untuk berbagi pengetahuan hasil penelitian atau pemikirannya. DB mencakup naskah luaran kegiatan penelitian dengan kajian khusus linguistik.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1" : 12 Documents clear
The Speech Act of Request in Computer-Mediated Communication Maria Miwita Rosari
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.689 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.395

Abstract

Through conversation ones establish relationship with others and keep channels open for further relationships. Politeness strategies and issues have been the focus of a number of studies. The way ones request for something to others depends on some factors such as the context they are in and the interlocutors they talk to. This article aims at developing the latest discussion on politeness phenomena by paying attention to the specifics of Computer-Mediated Communication (CMC) settings specifically an online discussion forum. This article attempts to identify how speech act of request is performed in Top Law School (TLS) online discussion forum. The data were analyzed to observe the forms of speech act of request and the types of speech act of request performed in the online discussion forum. The findings of this paper revealed that the forms of speech act of request are expressed by declarative, interrogative, and imperative sentence. Moreover, the types of speech act of request employed by the users are directive, indirective, and literal speech acts. The writer believes that the study will be beneficial and a good reference for future researchers in conducting research on pragmatics under the same topic. Hopefully, it will enrich readers’ knowledge and understanding of the speech act of request and the politeness in CMC.
Ranah Sasaran dalam Metafora Kata /Yadun/’Tangan’ pada Alquran Regi Fajar Subhan
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.366 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.396

Abstract

Makalah ini mendeskripsikan konsep-konsep ranah sasaran yang terdapat dalam ayat-ayat metaforis berunsur anggota tubuh khususnya tangan. Metafora sering digunakan dalam upaya berbahasa yang dapat ditemukan dalam setiap bahasa di dunia, tak terkecuali dalam teks-teks keagamaan yang salah satunya ialah kitab suci Alquran. Metafora didefinisikan sebagai bentuk pemahaman satu ranah konsep melalui ranah konsep lain, atau dengan kata lain upaya pengongkretan konsep abstrak dalam berbahasa. Ranah sasaran merupakan wilayah yang abstrak dan menjadi sesuatu yang dituju dari metafora. Kitab Alquran merupakan kitab suci penganut agama Islam di seluruh dunia. Isi pesannya selain dinyatakan secara eksplisit juga ada yang dinyatakan secara implisit dengan menggunakan bentuk-bentuk kiasan. Salah satu bentuk tersebut dinyatakan melalui metafora dengan unsur anggota tubuh. Benda-benda yang melekat ditubuh menjadi sesuatu hal yang dekat dengan konsep pemikiran dan kognisi manusia. Dalam hal ini, “tangan” sebagai salah satu anggota tubuh memiliki peran dalam melakukan berbagai tindakan. Metodologi penelitian yang digunakan yakni kualitatif deskriptif, meliputi tiga tahap metode, di antaranya: peyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian data. Teori metafora yang digunakan mengacu pada Lakof dan Johnson (1980; 2003), Kӧvecses (2010), dan Saeed (2016). Sumber utama data berasal dari kitab Alquran, sedangkan sumber pendukung ialah buku tafsir yang digunakan sebagai uji validitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa ranah sasaran metafora berunsur kata يَدٌ /yadun/ ‘tangan’ dalam Alquran terdiri dari: (1) ranah sasaran sifat, (2) ranah sasaran pemalsuan, (3) ranah sasaran pertanggungjawaban, (4) ranah sasaran kekuasaan, (5) ranah sasaran menahan emosi, (6) ranah sasaran meluapkan emosi (mencelakai), dan (7) ranah sasaran kerugian.
Toponimi Desa di Kabupaten Banjarnegara Hersy Ardianty A.
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.05 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.397

Abstract

Toponimi merupakan fenomena bahasa yang terjadi sejak manusia ingin mengidentifikasi serta memberikan nama pada rupa bumi. Proses pemberian nama tersebut tidak bisa lepas dari aspek kebahasaan, lingkungan, maupun kondisi sosial-budaya masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan satuan kebahasaan, beserta latar belakang penamaan nama-nama desa di Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan meliputi, penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Penyediaan data dilakukan dengan metode simak dan wawancara. Data berupa nama-nama desa di Kabupaten Banjarnegara dikelompokkan berdasarkan satuan kebahasaan, selanjutnya ditelusuri latar belakang dibalik penamaan desanya. Hasil penelitian ini berupa satuan kebahasaan yang berwujud kata monomorfemis, kata polimorfemis berafiks meliputi sufiks, infiks dan prefiks, dan kata polimorfemis majemuk. Adapun latar belakang penamaan diklasifikasikan berdasarkan makna yakni, aspek perwujudan meliputi wujud air, rupa bumi, dan tumbuhan; aspek kemasyarakatan meliputi harapan dan profesi; dan aspek kebudayaan berupa legenda. Selanjutnya, hasil analisis data disajikan dengan metode informal.
Penulis Karya Ilmiah dan Copyediting Sugihastuti Sugihastuti
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.111 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.398

Abstract

Tulisan ini berlatar belakang sebagai berikut. Satu hal yang patut menjadi perhatian penulis dan proses penerbitan karya ilmiah adalah edit, yaitu memperbaiki naskah atau menyunting naskah. Kata kerja edit menjadi hal yang penting dalam proses pengeditan sebelum penulis menerbitkannya. Editor, dengan demikian, menjadi orang yang penting juga dalam mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan. Orang dapat menyebutnya sebagai pengedit atau penyuting. Dalam hal yang lebih spesifik, editor bahasa diperlukan dalam penyuntingan naskah. Editor bahasa bekerja untuk menyunting naskah yang akan diterbitkan dengan memperhatikan ejaan, diksi, dan struktur kalimat. Tidak hanya dalam hal itu, berbagai hal tentang penyuntingan naskah dilakukan oleh penyunting naskah, termasuk editor bahasa; lalu bagaimanakah perihal penyuntingan naskah (copyediting)? Masalah yang muncul dalam tulisan ini, antara lain, adalah perihal copyediting. Bagaimana copyediting dapat dilakukan dengan efektif dan efisien? Berdasar pada teori kebahasaan beserta kaidah-kaidah teknik penulisan ilmiah, metode tulisan ini merupakan metode deskriptif-kualitatif tentang copyediting. Ada (a) aspek-aspek yang diedit, (b) proses pengeditan yang cerdas, (c) prinsip kerja pengeditan, (d) peralatan pengeditan, (e) dan peringatan untuk editor bahasa. Hasil akhir tulisan ini merupakan masukan bagi penulis karya ilmiah. Masukan-masukan itu, antara lain, berupa hal-hal yang berkaitan dengan teks-naskah, format naskah, jenis pengeditan, gaya selingkung, dan detail administrasi.
Toponimi Kampung Njeron Beteng dan Njaban Beteng Keraton Yogyakarta Arum Jayanti
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.533 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.399

Abstract

Penelitian deskriptif eksploratif ini mencoba membahas bentuk satuan kebahasaan toponimi kampung di Njeron dan Njaban Beteng Keraton Yogyakarta, makna toponimi kampung di Njeron dan Njaban Beteng Keraton Yogyakarta, dan sistem penamaan kampung dan kaitannya dengan sejarah dan budaya Keraton Yogyakarta. Dari data penelitian nama kampung di Njeron dan Njaban Beteng Keraton Yogyakarta, ditemukan tiga hal: (1) bentuk satuan kebahasaan kampung di Njeron dan Njaban Beteng Keraton Yogyakarta terdiri atas satu sampai tiga morfem, (2) afiksasi {-an}, {pa-/-an}, {ka-/-an}, {ng-}, dan {ng-/-an} melekat dalam penamaan kampung Njeron dan Njaban Beteng; (3) Ditemukan delapan pola toponimi kampung di Njeron Beteng Keraton Yogyakarta, yakni (a) Nama Pangeran/Putri/Bangsawan, (b) Keahlian Abdi Dalem, (c) Abdi Dalem Jabatan, (d) Abdi Dalem Kesatuan Prajurit, (e) Flora, (f) Bangunan, (g) Petilasan, dan (h) Rupabumi, dan lima belas pola toponimi kampung di Njaban Beteng Keraton Yogyakarta, yakni (a) Nama Pangeran/Putri/Bangsawan, (b) Nama Abdi Dalem, (c) Keahlian Abdi Dalem, (d) Abdi Dalem Jabatan (e) Abdi Dalem Kesatuan Prajurit, (f) Flora, (g) Petilasan, (h) Aktivitas, (i) Komunitas Etnis, (j) Pekerjaan Penduduk, (k) Benda Kerajinan, (l) Folkor, (m) Rupabumi, (n) Pola Permukiman, dan (o) Harapan.
Deletion pada Penerjemahan Directive Speech Act Film The Maze Runner Dewi Maryam
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.316 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.400

Abstract

Directive Speech Act sangat erat kaitannya dengan konteks, maksud penutur serta respon lawan tutur. Penerjemahan directive speech act berorientasi pada kesepadanan yang didasarkan pada tersampaikannya makna direktif tuturan tersebut. Namun, dalam proses penerjemahannya, penyelarasan pada teks sumber dilakukan. Hal ini berdampak pada makna dan fungsi yang bisa saja bergeser. Dalam menerjemahkan directive speech act, deletion sering kali terjadi. Hal ini menimbulkan pergeseran dari aspek leksikal. Pada proses penerjemahan, deletion dilakukun untuk mengurangi satuan lingual supaya dapat sedekat mungkin dengan bahasa pada teks sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk deletion pada Directive Speech Act Film The Maze Runner beserta fungsinya. Data dikumpulkan melalui proses transkripsi, catat serta dianalisis secara kontekstual dengan bantuan tabel klasifikasi dan disajikan secara deskriptif dari perhitungan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 data yang mengandung strategi deletion pada terjemahannya, ditemukan 19 (63,3%) berada pada tataran kata, 1 (3,3%) berada pada tataran frasa dan 10 (33,3%) berada pada tataran kalimat. Deletion terjadi pada tataran kata hingga kalimat. Deletion memiliki fungsi dalam penerjemahan. Ditemukan beberapa fungsi deletion, yaitu simplifikasi, reduksi repetisi dan mengeliminasi satuan lingual yang tidak memiliki peran utama dalam tuturan direktif. Dengan ini, Deletion terjadi dalam penerjemahan untuk mencapai fungsi-fungsi tertentu supaya hasil terjemahan pada teks sasaran dapat menjadi sepadan tanpa mengurangi esensi utama dari fungsi direktif pada directive speech act.
Prototipe Keperawanan Dalam Perspektif Pengguna Twitter: Kajian Linguistik Kognitif Devita Maliana Sari; B. R. Suryo Baskoro
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.746 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.401

Abstract

Istilah keperawanan dikenal sebagai hal yang tidak senonoh untuk diperbincangkan oleh masyarakat di Indonesia. Definisi keperawanan pun masih menjadi hal yang dipertanyakan karena informasi yang diterima oleh masyarakat berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan ketidak selarasan perspektif antara satu dan lain orang. Hal tersebut memunculkan prototipe yang beragam tentang keperawanan. Keperawanan dianggap sebagai harga diri, berharga, kesucian, mahkota, bahkan sebagai sebuah kehormatan. Padahal keperawanan juga dianggap sebagai hal yang tidak memiliki korelasi dengan harga diri, berharga, kesucian, mahkota, kehormatan dan lain sebagainya. Prototipe keperawanan yang beragam dapat ditemui dari cuitan pengguna twitter. Twitter tidak hanya berisi cuitan curhat tidak penting belaka. Bahkan isu keperawanan juga dicuitkan oleh sekian banyak pengguna twitter. Penelitian ini didasarkan atas kajian linguistik kognitif. Yakni mengkaji bahasa dan pikiran secara bersamaan dalam produksi ujaran. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prototipe keperawanan dalam perspektif pengguna twitter. Peneliti menyimak cuitan pengguna twitter dalam memaknai keperawanan. Kemudian cuitan tersebut dikumpulkan dengan cara menyimak dan teknik tangkap layar. Selanjutnya data dipilah dan dicatat. Data dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan jenis prototipenya mengacu pada teori Rosch. Hasil analisis diuraikan dengan tabel dan deskripsi. Simpulannnya, penelitian ini mendeskripsikan bahwa prototipe keperawanan didapatkan sebanyak 31 jenis. Prototipe ‘mahkota’ dan ‘privasi’ merupakan jenis prototipe yang paling banyak muncul dari cuitan pengguna twitter.
Eufemisme Dalam Rubrik Konsultasi Psikologi Psyline.Id Dhaulika Febriana
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.218 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.402

Abstract

Pengujaran secara langsung dan literal dapat menimbulkan ketersinggungan hati akibat adanya penggunaan isitilah-istilah yang dinggap kasar, sehingga eufemisme digunakan untuk mengganti istilah yang dianggap kasar menjadi istilah yang lebih halus dan dapat diterima dengan baik guna mengurangi dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Penelitian ini membahas tentang satuan ekspresi eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan bentuk dari eufemisme yang ada dalam rubrik konsultasi PsyLine.id, (2) menjelaskan jenis-jenis dari eufemisme yang ada dalam rubrik konsultasi PsyLine.id. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini yaitu semua ujaran atau kalimat yang mengandung makna eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dasar simak dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) bentuk satuan ekspresi eufemisme dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. berupa kata, frasa dan kalimat. Eufemisme yang ditemukan pada tataran kata berupa kata sederhana, kata kompleks, kata majemuk dan kata singkatan, (2) jenis satuan ekspresi eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. adalah figurative expressions atau ekspresi figuratif, circumlocutions atau sirkumlokusi, acronyms atau akronim, general-for-specific atau bentuk umum untuk khusus, understatements atau pengecilan permasalahan, learned terms or technical jargons atau pemakaian istilah teknis, dan borrowing atau pemakaian istilah pinjaman dari bahasa lain.
Kontak Bahasa yang Terepresentasi di Nama-Nama Tokoh Hikayat Raja Pasai Nadhifa Indana Zulfa Rahman
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.529 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.403

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem penamaan tokoh yang disebutkan dalam Hikayat Raja Pasai sebagai perwujudan atas isu kontak bahasa yang dialami masyarakat Pasai pada masa itu. Metode penelitian yang dilakukan ada tiga tahap, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis, dan metode penyajian hasil analisis. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode simak bebas libat cakap dengan teknik lanjutan teknik catat. Metode analisis data dilakukan dengan metode padan referensial dan metode padan translasional. Selanjutnya, penyajian hasil analisis dilakukan dengan kata-kata biasa. Berdasarkan hasil analisis, dapat disebutkan bahwa sistem penamaan masyarakat Pasai di masa lalu merupakan dampak dari adanya kontak bahasa. Konstruksi bahasa yang digunakan dalam penamaan tokoh dalam Hikayat Raja Pasai ada beberapa model, yaitu 10 nama menggunakan BA, 14 nama tokoh menggunakan BM, dua nama menggunakan campuran BA dan BS, satu nama menggunakan campuran BA dan BT, tujuh nama menggunakan campuran BS dan BM, dua belas nama menggunakan campuran BA dan BM, satu nama menggunakan campuran BS dan BK, satu nama menggunakan campuran BA dan modifikasi BA ke BM, empat nama menggunakan campuran BM dan BK, satu nama menggunakan campuran BK dan modifikasi dari BA ke BM, satu nama menggunakan campuran BA dan perpaduan BH dan BA, satu nama menggunakan campuran BA dan perpaduan BM dan BA, satu nama menggunakan campuran BM dan modifikasi BA ke BM, satu nama menggunakan campuran BB dan BM, satu nama menggunakan campuran BK, BS, dan BM dan satu nama dengan menggunakan campuran BC dan BM.
Ellipsis Unsur Kalimat Dalam Percakapan Psikoterapi Fina Muhimah
Deskripsi Bahasa Vol 3 No 1 (2020): 2020 - Issue 1
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.056 KB) | DOI: 10.22146/db.v3i1.404

Abstract

Ellipsis atau pelesapan adalah hilangnya suatu unsur yang ada dalam suatu teks, dengan makna yang tetap sama karena sesungguhnya unsur yang hilang tafsirannya tetap berada dalam teks tersebut. Terdapat dua tipe ellipsis yaitu cohesive ellipsis dan incohesive ellipsis. Penelitian ini akan berfokus pada incohesive ellipsis dengan tujuan untuk mengetahui konstruksi pelesapan yang terjadi dalam kalimat berdasarkan praanggapan perspektif antar kalimat (intra-sentence). Penelitian ini akan mendeskripsikan incohesive ellipsis dalam percakapan proses psikoterapi yaitu dalam rekaman audiovisual berjudul Psychoanalytic Psychotherapy with Otto Kernberg, MD. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ellipsis melalui proses pelesapan pada unsur fungsi kalimat dengan menggunakan teori sintaksis dan referensi dari unsur yang mengalami pelesapan menggunakan teori pragmatik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan analisis data menggunakan teksik sisip dan perluasan serta metode padan. Dari jumlah 862 klausa, ditemukan 110 data percakapan dengan proses ellipsis atau pelesapan. Penelitian ini menemukan dua tipe incohesive ellipsis yaitu textual ellipsis dan structural ellipsis. Data paling banyak ditemukan pada textual ellipsis dengan pelesapan pada unsur fungsi kalimat sebanyak 102 data dan, structural ellipsis sebanyak 8 data. Unsur fungsi kalimat yang dilesapkan yaitu subject (S), object (O) dan complement (C) serta gabungan dari beberapa satuan unsur fungsi kalimat membentuk satu rangkaian struktur yaitu S-P, P-S, S-P-O, S-P-C, dan S-P-A. Selanjutnya, reference text yang digunakan dalam data penelitian ini yaitu anaphoric ellipsis sebanyak 98 data dan cataphoric ellipsis sebanyak 3 data. Yang paling banyak mengalami pelesapan atau ellipsis adalah tipe textual ellipsis pada unsur fungsi kalimat subject-predicate (S-P) dengan total data 26 (23,6%) dari 110 data dengan bentuk acuan anaphoric ellipsis.

Page 1 of 2 | Total Record : 12